Connect with us

Tips

Mobil Matik VS Manual, Mana yang Lebih Irit?

Bacaan 2 menit

Pertanyaan soal mana yang lebih irit, mobil matik atau manual itu kayak debat lama yang gak pernah selesai. Anak matik bilang mobilnya santai tapi hemat. Anak manual bilang mobil mereka yang paling efisien karena bisa ngatur gigi sesuka hati.

Tapi sebenarnya, siapa sih yang paling irit? Jawabannya, tergantung jenis transmisi dan gaya nyetirnya, bukan sekadar matik vs manual.

Secara teori, mobil manual memang punya peluang lebih irit. Alasannya, kontrol perpindahan gigi sepenuhnya ada di tangan pengemudi.

Kamu bisa milih untuk tetap di putaran mesin rendah supaya konsumsi BBM lebih hemat, dan sistem transmisinya pun bekerja lebih langsung karena gak ada torque converter yang menyerap tenaga.

Biasanya bobot transmisi manual juga lebih ringan, jadi kerja mesinnya tidak terlalu terbebani. Problemnya, semua keuntungan ini cuma berlaku kalau pengemudi benar-benar paham teknik eco-driving.

Kalau pindah gigi sering telat, rpm sering tinggi, atau gaya nyetirnya agresif, manual bisa sama borosnya dengan matik yang digeber.

Di sisi lain, matik modern sudah berkembang jauh dibanding matik generasi lama. Transmisi CVT misalnya, bisa mempertahankan rpm di titik paling efisien sehingga konsumsi BBM lebih stabil, terutama di kondisi macet yang stop-and-go.

Responsnya halus dan gak membuang tenaga saat perpindahan rasio. Transmisi dual-clutch juga bekerja mirip manual otomatis, jadi efisiensinya tinggi. Itu kenapa banyak mobil matik keluaran terbaru justru hasil tes BBM-nya lebih irit dibanding versi manualnya.

Memang masih ada kondisi di mana matik jadi lebih boros, misalnya saat teknologinya masih menggunakan transmisi otomatis konvensional 4-percepatan atau 5-percepatan yang lawas. Atau ketika pengemudi terlalu sering menekan pedal gas dalam-dalam sampai terjadi kickdown, yang membuat mesin bekerja lebih berat.

Baic BJ30

CVT juga cenderung kurang efisien saat dipakai ngebut di kecepatan tinggi karena rpm jadi lebih tinggi dari biasanya. Tapi untuk pemakaian harian di jalan kota yang seringnya macet bgt, matik justru lebih konsisten irit karena perpindahan rasionya lebih presisi dibanding pengemudi manual yang harus terus bermain pedal kopling dan tuas transmisi.

Dalam praktik, manual bisa lebih irit kalau pengemudinya paham benar kapan harus naik-turun gigi dan menjaga rpm tetap rendah. Sementara itu, matik bisa lebih irit kalau teknologinya sudah modern dan kondisi jalannya banyak stop-and-go.

Simpelnya, konsumsi BBM itu lebih dipengaruhi gaya berkendara dan teknologi mobilnya dibanding sekadar jenis transmisi. Mau manual atau matik, kalau cara nyetirnya halus dan terkontrol, bensin tetap bisa hemat tanpa harus berseteru soal siapa yang paling unggul.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tips

Tips Parkir Rapi Biar Gak Jadi Bahan Story Temen

Bacaan 3 menit

Parkir itu sering dianggap hal sepele, sampai akhirnya mobil kamu miring dan teman atau bahkan orang gak dikenal langsung ngefoto, sambil bilang, “bro serius parkirnya gini?”.

Biar kejadian itu gak terulang, ada dua jenis parkir yang paling sering kamu temuin, parkir paralel dan parkir mundur. Dua-duanya bisa dibikin gampang asal tahu alurnya.

Parkir Paralel ( Parkir Sejajar)

Parkir paralel adalah parkir sejajar jalan, biasanya nyelip di antara dua mobil. Kedengarannya emang agak ribet, tapi step-nya sebenarnya simpel.

Mulai dengan posisikan mobil sejajar dengan mobil yang ada di depan ruang parkir. Jaraknya sekitar 50–80 cm. Tujuannya biar sudut masuk pas.

Saat pilar B mobil kamu (tiang tengah) sejajar dengan bumper belakang mobil depan, baru putar setir penuh ke arah trotoar. Ini bikin bagian belakang mobil mulai masuk.

Begitu sudut mobil kamu sudah sekitar 45 derajat, luruskan setir. Ini penting biar mobil gak over-angle dan nyangkut.

Saat ujung bumper depan kamu bebas dari mobil depan (biasanya terlihat dari spion atau sudut pandang kiri depan), baru putar setir ke arah luar untuk meluruskan mobil ke dalam celah.

Rapikan mundur-maju sedikit sampai mobil sejajar garis jalan dengan jarak kiri nyaman (±20–30 cm dari trotoar).

Tipsnya, pelan-pelan, jangan panik, dan jangan malu koreksi posisi. Terus jangan lupa, kalau parkir paralel transmisi mobil harus dalam keadaan netral. Supaya mobil lain yang kamu halangi bisa tetap punya akses buat keluar.

Parkir Reverse (Parkir Mundur)

Parkir mundur paling gampang kalau kamu tahu kapan mulai belok dan apa yang harus terlihat di spion.

Posisi awal, saat bahu kamu (sejajar pilar B mobil) berada sejajar dengan garis pertama petak parkir, itulah titik belok.

Dari titik itu, putar setir penuh ke arah petak parkir. Tujuannya membentuk sudut masuk antara 30–45 derajat.

Saat mundur, pastikan dua garis petak parkir tetap terlihat dan jaraknya mirip di kedua spion.

Sederhananya :

Kalau garis kiri gak kelihatan : mobil terlalu dekat kiri.
Kalau garis kanan gak kelihatan : terlalu dekat kanan.
Kalau kedua kotak petak masih kelihatan rata, artinya kamu on track.

Sebelum keluar dari kendaraan, kamu harus pastiin mobil berada di tengah garis, gak terlalu ke kiri atau kanan. Sisakan ruang buka pintu untuk kamu dan mobil sebelah. Kalau belum yakin bisa keluar dulu buat mastiin kalau mobil dalam keadaan lurus.

Intinya, jangan paksa parkir sekali percobaan, kalau kamu belum yakin. Maju mundur dua atau tiga kali itu masih wajar.

Buat beberapa orang yang gampang terdistraksi, bisa juga matiin musik sejenak, biar fokus km tertuju saat parkir. Jangan buru-buru juga kalau ada mobil lain nunggu, ambil waktu, yang penting aman.

Parkir rapi itu bukan bakat, tapi kebiasaan. Latihan kebiasaan yang dilatih pelan-pelan, lama-lama bisa pro. Yang paling penting, kamu gak akan jadi bahan instastory orang lain karena parkir sembarangan.

Continue Reading

Tips

Mau Weekend Produktif di Rumah? Cuci Mobil Aja!

Bacaan 2 menit

Weekend gak selalu harus keluar rumah atau nongkrong ke mana-mana. Kadang, ngabisin waktu dengan hal simpel kayak cuci mobil sendiri juga bisa jadi aktivitas healing yang ramah di kantong.

Sambil nyalain playlist favorit, nyiram bodi mobil pelan-pelan, rasanya lumayan bikin pikiran adem dan dompet aman.

Tapi biar sesi cuci mobil ini gak berubah jadi drama baret halus atau bercak-bercak air yang bikin sebel, ada beberapa teknik yang perlu diperhatiin.

  1. Mulai dari Bilas Bodi Mobil Secara Menyeluruh

Jangan langsung gosok mobil saat masih kering. Bilas dulu seluruh permukaan bodi pakai air bersih dari atas ke bawah.

Tujuannya?
Biar debu dan pasir yang nempel rontok duluan, jadi waktu digosok gak berubah jadi amplas mini.

  1. Pakai Dua Ember

Ini trik sederhana tapi banyak yang lupa. Dua ember bikin kotoran gak balik lagi ke bodi mobil.

Caranya, satu ember buat air plus sampo khusus mobil. Sementara ember lainnya khusus buat air bersih.

Setiap abis menggosok panel mobil, celupkan spons ke ember air bersih dulu untuk buang kotoran. Baru lanjut ke ember sabun. Hasilnya jadi lebih bersih dan minim baret.

  1. Gunakan Sampo Khusus Mobil

Sampo mobil punya pH yang aman buat cat. Kalau kamu pakai sabun colek, sabun mandi, atau sampo rambut, lapisan waxing bisa cepat hilang dan cat jadi lebih kusam dalam jangka panjang. Investasi kecil, hasilnya besar

  1. Bersihkan Per Panel

Cuci mobil itu simpel kalau kamu urut. Mulai dari atap → kaca → kap mesin → pintu → buritan → bumper.

Biar sabun gak cepat kering dan nggak ninggalin noda water spot.

  1. Lap Pakai Microfiber

Microfiber lebih lembut, nyerep air lebih cepat, dan gak bikin gores halus seperti kanebo yang teksturnya lebih kasar.

Sedikit tips, jangan lap sambil ditekan kuat-kuat. Cukup usap pelan searahl, biar kinclongnya tetap dapet.

  1. Hindari Cuci Mobil di Bawah Terik Matahari

Air cepat mengering + sabun nempel = jadi bercak.

Idealnya cuci di tempat teduh atau sore hari biar hasilnya mulus tanpa noda.

  1. Jangan Lupa Celah-Celah Kecil

Area seperti sela spakbor, sekitar handle pintu, grill, dan logo sering jadi sarang kotoran membandel. Pakai kuas kecil atau sikat halus buat ngebersihinnya. Detail kecil ini yang bikin mobil kamu terlihat ekstra “niat”.

  1. Tambahkan Quick Wax atau Sealant Sehabis Cuci

Kalau mau hasil kinclong maksimal, pakai quick wax yang tinggal semprot-lap. Selain bikin mengilap, lapisan wax ini bantu cat lebih tahan panas matahari dan air hujan.

Murah, cepat, dan efeknya langsung terlihat.

Cuci mobil sendiri itu sebenarnya gampang asal tahu tekniknya. Dengan bahan sederhana dan langkah yang benar, mobil kamu bisa kinclong kayak habis disalonin, tapi biayanya minim.

Continue Reading

Tips

Mobil Elektrifikasi Ternyata Tetap Pakai Aki, Lho!

Bacaan 2 menit

Buat yang baru pindah haluan ke mobil elektrifikasi entah itu mobil listrik (BEV) atau hybrid (HEV), pasti sempat dengar rumor kalau mobil hybrid gak pakai aki.

Padahal, faktanya seluruh mobil hybrid dan mobil listrik tetap memakai auxiliary battery alias aki 12 volt, sama seperti mobil konvensional.

Walaupun sudah dibekali baterai besar tegangan tinggi buat menggerakkan motor listrik, keberadaan aki kecil ini tetap penting.

Tugasnya sama, suplai listrik ke komponen bertegangan rendah seperti lampu, audio, klakson, sampai berbagai sistem elektronik termasuk ECU.

Bedanya, aliran daya ke aki pada BEV datang dari baterai tegangan tinggi, sementara pada HEV menggunakan pasokan dari motor generator.

Intinya, tanpa aki kecil ini, banyak fungsi dasar mobil hybrid atau listrik yang gak akan jalan dengan optimal. Jadi tetap wajib dirawat, ya!

Melansir dari Auto2000, ada berapa cara merawat aki kecil di mobil hybrid & listrik yang bisa kamu lakuin dengan mudah.

  1. Cek Level Air Aki
    Untuk aki basah, pastikan airnya gak kehabisan tapi juga gak kepenuhan. Air aki yang terlalu banyak bisa meluap saat mobil berguncang, dan sifatnya yang asam bisa bikin area sekitar cepat berkarat.
  2. Kencangkan Dudukan Aki
    Aki yang longgar gampang berguncang. Selain bikin umur aki pendek, risiko terburuknya air aki bisa tumpah atau kepala aki menyentuh bagian logam hingga berpotensi korsleting.
  3. Rawat Terminal Aki
    Debu, kotoran, atau cipratan air aki bisa bikin terminal berkarat dan menurunkan daya hantar listrik. Bersihkan pakai sikat kawat, lalu kasih sedikit pelumas biar terlindungi dari karat. Pastikan juga baut terminal gak kendur.
  4. Waspada Aki Bocor
    Kalau aki retak, penyok, atau kelihatan ada cairan keluar, langsung ganti. Aki yang bocor bukan cuma melemahkan daya, tapi juga bisa merusak komponen.
  5. Matikan Kelistrikan Saat Mesin Mati
    Biasakan matikan AC, lampu, atau perangkat kelistrikan lain sebelum mematikan mobil. Kebiasaan ini bikin beban aki lebih ringan saat mobil gak digunakan dan daya aki jadi lebih awet.
  6. Nyalakan Mobil ke Mode “Ready” 1–2 Minggu Sekali
    Kalau mobil jarang dipakai, tetap hidupkan mobil dengan posisi Ready selama 15–20 menit. Tujuannya supaya aki kecil tetap terisi. Pastikan rem parkir aktif, transmisi di posisi P, dan kendaraan aman.
  7. Hindari Menambah Beban Kelistrikan
    Pabrikan sudah menghitung kapasitas aki sesuai kebutuhan mobil. Menambah perangkat elektronik sembarangan bisa bikin aki cepat tekor, bahkan memicu korsleting.
    Salah pasang juga bisa menggugurkan garansi. Jadi kalau mau modifikasi, pastikan pemasangannya aman dan tidak membebani sistem.
  8. Cek Berat Jenis Air Aki
    Setelah isi ulang air aki, periksa berat jenisnya pakai hydrometer. Kalau sudah di bawah standar, lebih aman ganti aki baru.
  9. Rutin Servis Berkala
    Cara paling simpel merawat aki mobil hybrid adalah dibawa servis berkala tiap 6 bulan. Aki dan sistem kelistrikan akan dicek, dibersihkan, dan dicegah dari masalah.

Gimana, cukup mudah kan?

Continue Reading

Trending