Connect with us

Blog

Mazda Vision-X Compact, Mobil yang Bisa Ngerti Perasaan Kamu

Bacaan 3 menit

Pernah gak kebayang mobil yang bukan cuma nurut sama perintah kamu, tapi juga bisa ngobrol balik dan ngerti suasana hati kamu? Nah, Mazda kayaknya lagi pengen bikin itu kejadian lewat mobil konsep terbarunya, Vision-X Compact.

Mobil mungil ini baru aja nongol di Japan Mobility Show 2025, dan tampilannya benar-benar futuristik kayak Mazda2 yang dikasih sentuhan masa depan plus sedikit rasa sci-fi.

Dari luar, Vision-X Compact langsung kelihatan beda. Grille-nya tertutup rapat, khas mobil listrik masa depan, lengkap dengan logo Mazda yang bisa nyala dan LED di bagian depan. Lampunya kecil, spionnya digital, dan bodinya minimalis tanpa garis yang berlebihan.

Kalau diperhatiin, mobil ini juga dikasih black cladding di bawah bodi, velg yang bentuknya aerodinamis, dan atap kaca panorama yang kasih kesan modern banget. Sementara di bagian belakangnya dibikin agak membulat.

Soal ukuran, Vision-X Compact punya panjang 3.825 mm, lebar 1.795 mm, dan tinggi 1.470 mm dengan jarak sumbu roda 2.515 mm. Artinya, mobil ini sekitar 25 cm lebih pendek dari Mazda2, dan wheelbase-nya juga lebih pendek 5,5 cm.

Masuk ke dalam kabin, nuansa minimalisnya makin terasa. Setirnya model flat-bottom, ada lingkaran digital instrument cluster. Tapi yang menarik, gak ada layar infotainment sama sekali.

Mazda bilang, sistem hiburan dan navigasinya bakal langsung nyatu sama smartphone pengemudi. Jadi, semua kendali ada di tangan atau tepatnya di HP kamu.

Nah, yang paling menarik justru bukan desain atau mesinnya, tapi otak buatan (AI) yang Mazda kembangkan buat mobil ini. Mereka nyebutnya sebagai “empathic AI”, alias kecerdasan buatan yang bisa paham perasaan pengemudinya.

Bukan cuma asisten digital biasa, tapi kayak teman ngobrol yang ngerti suasana hati kamu.

Mazda mau bikin hubungan antara manusia dan mobil jadi lebih menyatu. Misalnya, AI-nya bisa ngomong santai kayak, “Bagus sekali!” pas kamu nyalip kendaraan lain dengan mulus, atau “Ingat kafe yang kamu sebut minggu lalu? Ada jalan pintas seru ke sana, lho.”

Kedengarannya memang agak sci-fi, tapi Mazda serius akan hal ini. Mereka ingin mobil bukan cuma alat transportasi, tapi juga teman perjalanan yang bisa menyesuaikan mood kamu entah itu nyetel lagu pas suasana hati lagi down, atau diam saja waktu kamu pengin tenang.

Meski teknologi itu masih butuh waktu buat diwujudkan, Mazda sudah mulai ambil langkah ke arah sana. Salah satunya, mereka bakal ganti Google Assistant dengan Gemini di update software mendatang.

Katanya sih, Gemini ini bakal lebih pintar, lebih natural diajak ngobrol, dan lebih bisa mengerti konteks dari percakapan.

Jadi, kalau semua ini beneran jadi kenyataan, bisa jadi masa depan berkendara ala Mazda bukan cuma soal performa dan desain yang tapi juga soal chemistry antara kamu dan mobilmu.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Blog

All New Hyundai Santa Fe, SUV Pilihan Keluarga Indonesia

Bacaan 2 menit

All New Hyundai Santa Fe bisa jadi pilihan SUV yang cocok bagi keluarga Indonesia. SUV 7-seater ini punya fitur keselamatan yang cukup lengkap buat ukuran mobil keluarga modern.

Struktur bodinya dirancang kuat, ditambah teknologi keamanan terbaru yang bikin semua penumpang termasuk di baris kedua tetap terlindungi.

Menariknya, faktor keselamatan jadi salah satu landasan utama dari mobil ini. All New Santa Fe baru saja dapat pengakuan dari Insurance Institute for Highway Safety (IIHS) di Amerika Serikat. Model yang diproduksi setelah November 2024 berhasil dapet predikat TOP SAFETY PICK+ (TSP+) untuk tahun 2025.

Penghargaan itu nunjukin kalau mobil ini punya tingkat perlindungan tinggi, bahkan buat penumpang belakang. Hasil tesnya dapet nilai “good” buat benturan depan dan samping, sistem pencegahan tabrakan pejalan kaki yang efektif siang dan malam, plus lampu utama yang semuanya dinilai “acceptable” atau lebih baik di tiap varian.

Fokus pada keamanan ini bikin Santa Fe makin terlihat sebagai SUV yang bisa diandalkan buat aktivitas harian, apalagi di kondisi jalanan Indonesia yang dinamis.

Selain bodinya yang tangguh, Hyundai juga nyelipin sistem Hyundai SmartSense, kumpulan fitur bantu pengemudi biar tetap waspada di berbagai kondisi jalan. Fitur-fiturnya antara lain:

  • Forward Collision-Avoidance Assist (FCA) yang bisa deteksi kendaraan, pejalan kaki, dan pesepeda, lalu bantu ngerem otomatis kalau ada potensi bahaya.
  • Blind-Spot Collision-Avoidance Assist (BCA) dan Blind-Spot View Monitor (BVM) buat ngintip area buta, berguna banget pas mau pindah lajur di jalan tol atau kota yang padat.
  • Lane Keeping Assist (LKA) supaya mobil tetap di jalur.
  • Surround View Monitor (SVM) biar gampang parkir atau bermanuver di tempat sempit.
  • Electronic Stability Control (ESC) dan Vehicle Stability Management yang bantu jaga traksi dan stabilitas, terutama pas jalan licin atau menurun.

Kalau bicara soal pengakuan global, All New Santa Fe juga gak kalah bersinar. Mobil ini dinobatkan sebagai Large SUV of the Year di News UK Motor Awards 2025, dan dapet berbagai gelar dari media otomotif besar di Inggris seperti Best Hybrid 7-Seater (WhatCar? Electric Car Awards), SUV of the Year 2024 (TopGear.com), Car of the Year 2025 (Carwow), sampai Best 7-Seater (Auto Trader Drivers’ Choice Awards 2025).

Dari semua penghargaan itu, bisa disimpulkan kalau All-New Hyundai Santa Fe bukan cuma soal desain modern atau fitur canggih, tapi juga soal bagaimana mobil ini dibuat buat menjawab kebutuhan keluarga Indonesia.

Continue Reading

Blog

Pentingnya Spooring dan Balancing Buat Mobil Kamu!

Bacaan 2 menit

Pemilik mobil pasti sudah gak asing dengan istilah spooring dan balancing. Tapi banyak yang cuma tahu itu bagian dari servis, tanpa benar-benar paham gunanya apa. Padahal dua hal ini bukan cuma soal “biar mobil enak dipakai”, tapi juga menyangkut keamanan dan umur pakai ban.

Bayangin mobil yang tiap hari dipakai melewati jalanan penuh lubang, atau polisi tidur. Semua itu bikin komponen kaki-kaki mobil perlahan geser dari posisi idealnya.

Nah, di sini spooring berperan. Sederhananya semacam “setel ulang arah roda”, biar posisinya kembali sejajar seperti pabrikan atur dari awal.

Kalau dibiarkan keluar jalur terlalu lama, efeknya gak main-main. Mobil bisa terasa narik ke salah satu sisi, setir jadi gak stabil, dan paling terlihat, ban habisnya gak rata, satu sisi bisa “botak”, sementara sisi yang lain masih tebal.

Belum lagi, mobil jadi sulit dikontrol, terutama kalau ngebut atau jalan jauh. Di titik itu, spooring bukan lagi soal kenyamanan, tapi soal keselamatan.

Terus, apa bedanya dengan balancing? Banyak yang mengira dua istilah ini sama. Padahal beda fungsi.

Kalau spooring ibaratnya nyetel arah roda, balancing tugasnya bikin roda muter dengan seimbang. Setiap roda itu punya bobot, dan sering kali setelah dipakai atau ganti ban, bobotnya gak lagi rata. Dari situlah muncul getaran di setir atau kabin saat mobil melaju, terutama di kecepatan tertentu.

Balancing bekerja dengan menambahkan timah kecil di velg untuk menyeimbangkan putaran roda. Biar ban muter halus, gak goyang, dan penumpang tetap nyaman.

Ingat, roda itu kontak langsung ke jalan. Jalanan kita kadang mulus, kadang kayak arena off-road mendadak. Jadi wajar kalau keseimbangan roda berubah seiring waktu.

Yang paling penting, spooring dan balancing bagian vital dari perawatan mobil. Sama kayak tubuh manusia yang butuh stretching setelah olahraga berat, kaki-kaki mobil juga perlu dilurusin ulang setelah kerja keras.

Banyak bengkel menyarankan spooring dan balancing tiap 10.000 km atau ketika mulai muncul gejala aneh, kayak setir bergetar, mobil suka belok sendiri, atau ban aus gak merata.

Intinya, jangan tunggu sampai ada masalah besar. Karena biasanya, ketika kamu baru sadar ada yang gak beres, uang yang keluar lebih besar dari biaya spooring dan balancing itu sendiri.

Continue Reading

Blog

Servis Mobil Berdasarkan Waktu atau Kilometer?

Bacaan 2 menit

Pernah bingung kapan waktu yang pas buat servis mobil? Ada yang bilang ikutin jarak tempuh, ada juga yang ngotot harus patokan waktu pemakaian. Nah, dua-duanya sebenarnya penting, tapi cara ngitungnya bisa bikin banyak orang salah kaprah, apalagi kalau mobil sering dipakai di jalanan kota yang macet.

Waktu vs Kilometer, Bedanya Apa?

Buat yang tinggal di kota besar seperti Jakarta, kondisi jalan yang padat bikin mobil sering nyangkut di kemacetan berjam-jam. Akibatnya, angka odometer gak nambah banyak, padahal mesin terus menyala dan bekerja keras. Jadi, kalau nunggu sampai jarak 10.000 km baru servis, bisa-bisa mesin keburu ‘ngambek’ duluan.

Makanya, dalam kondisi seperti ini, servis berdasarkan waktu biasanya jauh lebih relevan. Contohnya, mobil bisa mencapai jarak 10.000 km dalam waktu kurang dari 6 bulan kalau jalan lancar. Tapi kalau macet parah setiap hari, bisa saja 6 bulan cuma nambah beberapa ribu kilometer.

Efek Samping Kalau Telat Servis

Masalahnya, saat mobil sering diam lama di tengah macet, campuran bensin dan udara dalam mesin jadi gak ideal. Akibatnya, pembakaran jadi enggak sempurna dan muncul tumpukan karbon di ruang bakar. Lama-lama, performa mesin menurun, bensin jadi lebih boros, dan komponen mesin cepat aus.

Gak cuma mesin, komponen lain seperti rem, transmisi, oli transmisi, ban, cairan pendingin, sampai aki juga ikutan kerja ekstra. Padahal, jarak tempuh mobil gak bertambah banyak. Kalau dibiarkan, kerusakannya bisa merembet ke mana-mana dan bikin biaya perbaikan makin mahal.

Penyebab Rem Blong

Kapan Waktu Ideal Servis Berkala?

Supaya mesin tetap sehat, pabrikan mobil biasanya merekomendasikan servis berkala setiap 6 bulan sekali atau setiap kelipatan 10.000 km mana yang tercapai lebih dulu.

Jadi, walaupun kilometer masih sedikit tapi udah lewat 6 bulan, sebaiknya tetap servis ya. Begitu juga sebaliknya, kalau kilometer udah tembus 10.000 km sebelum 6 bulan, langsung booking servis tanpa perlu nunggu waktunya.

Dengan servis rutin yang tepat, mobil tetap prima, awet, dan gak bikin dompet jebol mendadak. Jadi, mulai sekarang jangan bingung lagi ya, waktu dan kilometer sama-sama penting, tinggal lihat mana yang duluan tercapai. 🚗✨

Continue Reading

Trending