Connect with us

Blog

Citroën Comeback! Siap Balapan di Dunia Listrik Formula E

Bacaan 3 menit

Siapa yang gak kenal Citroën? Merek asal Prancis ini udah lama banget jadi legenda di dunia balap dari Rally Raid sampai WRC dan WTCC. Nah, sekarang Citroën resmi terjun ke ABB FIA Formula E World Championship, alias ajang balap mobil listrik paling bergengsi di dunia.

Buat Citroën, ajang ini sekaligus jadi penegasan komitmennya terhadap mobilitas berkelanjutan, inovasi dan tanggung jawab lingkungan.

“Kami sangat bangga bisa bergabung dengan Formula E,” kata Xavier Chardon, CEO Citroën.

Menurutnya, ajang ini jadi bukti keseriusan Citroën buat dukung mobilitas berkelanjutan alias dunia otomotif yang lebih hijau dan ramah lingkungan.

“Kami ingin bawa semangat yang sama seperti saat Citroën menorehkan sejarah di Rally Raid, WRC dan WTCC. Semangat untuk terus belajar, berkembang, dan meraih kemenangan,” kata Xavier.

Dan karena Formula E digelar di pusat kota besar dunia, Citroën juga bisa berkesempatan makin deket sama generasi muda yang dinamis dan terkoneksi secara digital.

Mobil Balap Canggih : GEN3 Evo

Citroën bakal turun dengan GEN3 Evo single-seater, dikembangkan bareng Stellantis Motorsport di bawah arahan Cyril Blais.

Mobil ini beneran buas tenaga puncaknya 350 kW (470 hp) dan akselerasi 0–100 km/jam cuma 1,86 detik!

Lebih keren lagi, mobil ini bisa recharge energi sampai 50 persen selama balapan. Mobil ini jadi simbol inovasi dan laboratorium nyata bagi pengembangan teknologi di masa depan.

“Kami tidak sekadar merancang mobil balap, kami membangkitkan kembali semangat Citroën di ajang paling visioner di dunia,” kata Jean Marc Finot, Direktur Stellantis Motorsport.

Duo Pembalap Juara Dunia Siap Tempur

Citroën akan bawa dua pembalap top dunia, yaitu Jean-Éric Vergne, juara ganda Formula E asal Prancis dan Nick Cassidy, runner-up Formula E 2024–2025 dari Selandia Baru.

Vergne bilang, “Saya bangga bisa bergabung dengan Citroën, yang ,merupakan merek ikonik asal Prancis. Saya akan bawa semua pengalaman saya di Formula E untuk bantu Citroën meraih hasil terbaik di musim debut ini”.

Sementara Cassidy nambahin, “Bergabung dengan Citroën adalah kesempatan luar biasa. Kami punya sumber daya, tim, dan semangat yang dibutuhkan untuk membangun masa deoan yang kuat di Formula E.

Walau turun di ajang balap listrik, Citroën gak ninggalin identitas khasnya.
Mereka pakai livery trikolor merah, putih, biru yang didesain langsung oleh Citroën Design Centre.

Desain ini merefleksikan semangat teknologi, gairah kompetisi, dan keanggunan khas Prancis yang melekat pada setiap detail mobil balap Citroën.

Lebih dari Sekadar Balapan

Buat Citroën, Formula E bukan cuma soal siapa yang paling cepat. Tapi juga wadah buat riset teknologi kendaraan listrik masa depan mulai dari efisiensi baterai, sistem manajemen energi, sampai optimalisasi inverter.

Hasilnya nanti bisa langsung diterapin ke mobil listrik Citroën seperti ë-C3 atau Citroën Ami.

Selain itu, Citroën juga komit buat operasi yang ramah lingkungan pakai energi terbarukan, ban dari bahan daur ulang, dan logistik rendah emisi. Jadi semua benar-benar sejalan sama visi mobilitas hijau berkelanjutan.

Tahun 2025–2026 bakal jadi awal perjalanan baru Citroën di Formula E World Championship.

Melalui partisipasi ini, Citroën menegaskan komitmen menghadirkan performa tinggi, efisiensi energi dan teknologi elektrifikasi yang berkelanjutan bagi masa depan mobilitas digital.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Blog

All New Hyundai Santa Fe, SUV Pilihan Keluarga Indonesia

Bacaan 2 menit

All New Hyundai Santa Fe bisa jadi pilihan SUV yang cocok bagi keluarga Indonesia. SUV 7-seater ini punya fitur keselamatan yang cukup lengkap buat ukuran mobil keluarga modern.

Struktur bodinya dirancang kuat, ditambah teknologi keamanan terbaru yang bikin semua penumpang termasuk di baris kedua tetap terlindungi.

Menariknya, faktor keselamatan jadi salah satu landasan utama dari mobil ini. All New Santa Fe baru saja dapat pengakuan dari Insurance Institute for Highway Safety (IIHS) di Amerika Serikat. Model yang diproduksi setelah November 2024 berhasil dapet predikat TOP SAFETY PICK+ (TSP+) untuk tahun 2025.

Penghargaan itu nunjukin kalau mobil ini punya tingkat perlindungan tinggi, bahkan buat penumpang belakang. Hasil tesnya dapet nilai “good” buat benturan depan dan samping, sistem pencegahan tabrakan pejalan kaki yang efektif siang dan malam, plus lampu utama yang semuanya dinilai “acceptable” atau lebih baik di tiap varian.

Fokus pada keamanan ini bikin Santa Fe makin terlihat sebagai SUV yang bisa diandalkan buat aktivitas harian, apalagi di kondisi jalanan Indonesia yang dinamis.

Selain bodinya yang tangguh, Hyundai juga nyelipin sistem Hyundai SmartSense, kumpulan fitur bantu pengemudi biar tetap waspada di berbagai kondisi jalan. Fitur-fiturnya antara lain:

  • Forward Collision-Avoidance Assist (FCA) yang bisa deteksi kendaraan, pejalan kaki, dan pesepeda, lalu bantu ngerem otomatis kalau ada potensi bahaya.
  • Blind-Spot Collision-Avoidance Assist (BCA) dan Blind-Spot View Monitor (BVM) buat ngintip area buta, berguna banget pas mau pindah lajur di jalan tol atau kota yang padat.
  • Lane Keeping Assist (LKA) supaya mobil tetap di jalur.
  • Surround View Monitor (SVM) biar gampang parkir atau bermanuver di tempat sempit.
  • Electronic Stability Control (ESC) dan Vehicle Stability Management yang bantu jaga traksi dan stabilitas, terutama pas jalan licin atau menurun.

Kalau bicara soal pengakuan global, All New Santa Fe juga gak kalah bersinar. Mobil ini dinobatkan sebagai Large SUV of the Year di News UK Motor Awards 2025, dan dapet berbagai gelar dari media otomotif besar di Inggris seperti Best Hybrid 7-Seater (WhatCar? Electric Car Awards), SUV of the Year 2024 (TopGear.com), Car of the Year 2025 (Carwow), sampai Best 7-Seater (Auto Trader Drivers’ Choice Awards 2025).

Dari semua penghargaan itu, bisa disimpulkan kalau All-New Hyundai Santa Fe bukan cuma soal desain modern atau fitur canggih, tapi juga soal bagaimana mobil ini dibuat buat menjawab kebutuhan keluarga Indonesia.

Continue Reading

Blog

Pentingnya Spooring dan Balancing Buat Mobil Kamu!

Bacaan 2 menit

Pemilik mobil pasti sudah gak asing dengan istilah spooring dan balancing. Tapi banyak yang cuma tahu itu bagian dari servis, tanpa benar-benar paham gunanya apa. Padahal dua hal ini bukan cuma soal “biar mobil enak dipakai”, tapi juga menyangkut keamanan dan umur pakai ban.

Bayangin mobil yang tiap hari dipakai melewati jalanan penuh lubang, atau polisi tidur. Semua itu bikin komponen kaki-kaki mobil perlahan geser dari posisi idealnya.

Nah, di sini spooring berperan. Sederhananya semacam “setel ulang arah roda”, biar posisinya kembali sejajar seperti pabrikan atur dari awal.

Kalau dibiarkan keluar jalur terlalu lama, efeknya gak main-main. Mobil bisa terasa narik ke salah satu sisi, setir jadi gak stabil, dan paling terlihat, ban habisnya gak rata, satu sisi bisa “botak”, sementara sisi yang lain masih tebal.

Belum lagi, mobil jadi sulit dikontrol, terutama kalau ngebut atau jalan jauh. Di titik itu, spooring bukan lagi soal kenyamanan, tapi soal keselamatan.

Terus, apa bedanya dengan balancing? Banyak yang mengira dua istilah ini sama. Padahal beda fungsi.

Kalau spooring ibaratnya nyetel arah roda, balancing tugasnya bikin roda muter dengan seimbang. Setiap roda itu punya bobot, dan sering kali setelah dipakai atau ganti ban, bobotnya gak lagi rata. Dari situlah muncul getaran di setir atau kabin saat mobil melaju, terutama di kecepatan tertentu.

Balancing bekerja dengan menambahkan timah kecil di velg untuk menyeimbangkan putaran roda. Biar ban muter halus, gak goyang, dan penumpang tetap nyaman.

Ingat, roda itu kontak langsung ke jalan. Jalanan kita kadang mulus, kadang kayak arena off-road mendadak. Jadi wajar kalau keseimbangan roda berubah seiring waktu.

Yang paling penting, spooring dan balancing bagian vital dari perawatan mobil. Sama kayak tubuh manusia yang butuh stretching setelah olahraga berat, kaki-kaki mobil juga perlu dilurusin ulang setelah kerja keras.

Banyak bengkel menyarankan spooring dan balancing tiap 10.000 km atau ketika mulai muncul gejala aneh, kayak setir bergetar, mobil suka belok sendiri, atau ban aus gak merata.

Intinya, jangan tunggu sampai ada masalah besar. Karena biasanya, ketika kamu baru sadar ada yang gak beres, uang yang keluar lebih besar dari biaya spooring dan balancing itu sendiri.

Continue Reading

Blog

Servis Mobil Berdasarkan Waktu atau Kilometer?

Bacaan 2 menit

Pernah bingung kapan waktu yang pas buat servis mobil? Ada yang bilang ikutin jarak tempuh, ada juga yang ngotot harus patokan waktu pemakaian. Nah, dua-duanya sebenarnya penting, tapi cara ngitungnya bisa bikin banyak orang salah kaprah, apalagi kalau mobil sering dipakai di jalanan kota yang macet.

Waktu vs Kilometer, Bedanya Apa?

Buat yang tinggal di kota besar seperti Jakarta, kondisi jalan yang padat bikin mobil sering nyangkut di kemacetan berjam-jam. Akibatnya, angka odometer gak nambah banyak, padahal mesin terus menyala dan bekerja keras. Jadi, kalau nunggu sampai jarak 10.000 km baru servis, bisa-bisa mesin keburu ‘ngambek’ duluan.

Makanya, dalam kondisi seperti ini, servis berdasarkan waktu biasanya jauh lebih relevan. Contohnya, mobil bisa mencapai jarak 10.000 km dalam waktu kurang dari 6 bulan kalau jalan lancar. Tapi kalau macet parah setiap hari, bisa saja 6 bulan cuma nambah beberapa ribu kilometer.

Efek Samping Kalau Telat Servis

Masalahnya, saat mobil sering diam lama di tengah macet, campuran bensin dan udara dalam mesin jadi gak ideal. Akibatnya, pembakaran jadi enggak sempurna dan muncul tumpukan karbon di ruang bakar. Lama-lama, performa mesin menurun, bensin jadi lebih boros, dan komponen mesin cepat aus.

Gak cuma mesin, komponen lain seperti rem, transmisi, oli transmisi, ban, cairan pendingin, sampai aki juga ikutan kerja ekstra. Padahal, jarak tempuh mobil gak bertambah banyak. Kalau dibiarkan, kerusakannya bisa merembet ke mana-mana dan bikin biaya perbaikan makin mahal.

Penyebab Rem Blong

Kapan Waktu Ideal Servis Berkala?

Supaya mesin tetap sehat, pabrikan mobil biasanya merekomendasikan servis berkala setiap 6 bulan sekali atau setiap kelipatan 10.000 km mana yang tercapai lebih dulu.

Jadi, walaupun kilometer masih sedikit tapi udah lewat 6 bulan, sebaiknya tetap servis ya. Begitu juga sebaliknya, kalau kilometer udah tembus 10.000 km sebelum 6 bulan, langsung booking servis tanpa perlu nunggu waktunya.

Dengan servis rutin yang tepat, mobil tetap prima, awet, dan gak bikin dompet jebol mendadak. Jadi, mulai sekarang jangan bingung lagi ya, waktu dan kilometer sama-sama penting, tinggal lihat mana yang duluan tercapai. 🚗✨

Continue Reading

Trending